Kebahagiaan Bathin

Ketika mungkin sebagian besar dari kita mencari kebahagiaan di luar, berpikir bahwa akan bahagia jika sudah mendapatkan uang yang banyak, akan bahagia jika sudah menemukan pasangan, akan bahagia jika karirnya sudah sukses, dan sebagainya, ada sebagian lagi orang-orang yang tidak terlalu khawatir dengan hal-hal demikian, yang hidupnya terlihat enjoy saja, tetapi malahan lebih mudah menarik berbagai kesuksesan tersebut.

Jadi tolak ukur kebahagiaan itu sebenarnya kita tentukan sendiri. Apa kriteria bahagia menurut definisi kita sendiri? Apakah harus sukses dulu baru bisa bahagia? Atau kita dapat memutuskan untuk bahagia dulu dan biarkan hal-hal positif lain mendatangi kita dengan sendirinya? Kalau kita sendiri sudah menentukan bahwa kita harus a,b,c dulu baru bisa bahagia, maka kita rugi sendiri donk kalau batin kita hidupnya galau terus.

So bagaimana supaya hidup tidak galau, bisa bahagia saat ini juga, dan akhirnya menarik lebih banyak hal-hal yang menyenangkan dalam hidup? Bagaimana sebaiknya kita menjalankan hidup ini supaya hidup itu menjadi berkah yang indah? Kuncinya, kembangkanlah kebahagiaan dan kedamaian batin. Menariknya, kebahagiaan batin ini dapat dikembangkan dari dalam diri kita sendiri, tidak diperlu dicari dimana-mana.

Berikut adalah 5 langkah menuju kebahagiaan batin. Setelah kita mendapatkan kebahagiaan batin tersebut, kita juga harus terus memeliharanya. 5 langkah ini dilakukan dengan cara mengkondisikan pikiran dan perasaan kita untuk memelihara kebahagiaan batin tersebut melalui latihan untuk Mengikhlaskan / melepaskan (Let Go), mengembangkan benih kebajikan, perhatian penuh (awareness / mindfulness) , konsentrasi benar, dan pengertian benar.

Ikhlas / Melepaskan (Letting Go)
Cara pertama untuk mewujudkan kebahagiaan batin adalah ikhlas / melepaskan / tidak terikat pada segala sesuatunya terutama yang kita inginkan. Keterikatan pada sesuatu akan membuat kita merasa cemas, khawatir, takut kehilangan, dan semacamnya yang merupakan halangan terhadap kegembiraan dan kebahagiaan batin di dalam diri kita. Terkadang kita akan berpikir bahwa hal-hal yang kita miliki seperti karir, gelar, uang, rumah, pasangan, dan sebagainya adalah hal-hal yang krusial dalam hidup kita, yang tidak bisa kita lepaskan. Keterikatan akan hal ini menjadikan kita tidak tenang, takut kehilangan, cemas tidak jelas, sehingga kita merasa tidak bahagia walaupun kita telah memiliki semuanya itu.

Ketika kita bisa melepaskan berbagai perasaan keterikatan tersebut, kita akan lega. Hidup akan terasa tanpa beban. Kebahagiaan batin berkembang di dalam diri kita, dan kebahagiaan ini akan menarik gelombang-gelombang yang satu frekuensi, sehingga lebih banyak hal-hal baik akan terjadi.

Begitu juga ketika kita menginginkan sesuatu. Ketika kita terus menerus memikirkannya dengan perasaan kok belum dapat-dapat ya, maka di dalam diri kita menciptakan suatu macam dinding penghalang untuk mewujudkannya. Ketika kita melepaskannya, dinding penghalang itu hilang, dan kebahagiaan batin kita akan menarik hal-hal yang membuat kita merasa bahagia terus menerus sehingga sesuatu yang kita inginkan tersebut pun akan datang. Yaa, itulah kekuatan melepaskan / mengikhlaskan (the power of letting go).

Mengembangkan benih kebajikan
Pada dasarnya, di dalam diri kita terdapat 2 macam benih, yaitu benih positif dan benih negatif. Benih manapun yang kita pupuk akan berkembang dan menjadi perwujudan dari diri kita. Jika kita fokus mengembangkan benih-benih positif, yaitu dengan menjadi orang yang penuh kasih sayang, pengertian, dan menyenangkan, maka hidup akan terasa lebih bahagia. Sebaliknya, jika kita fokus pada benih-benih negatif, maka kita akan terjebak dalam kesedihan / penderitaan. Segala macam hal yang terjadi di sekitar kita pada dasarnya tidak mempunyai makna alias bersifat netral sampai kita sendiri yang memberikannya makna. Makna yang kita berikan tersebut tergantung pada sudut pandang mana kita melihat. Jika kita mengembangkan benih-benih positif, kita akan terbiasa melihat segala sesuatu dari sudut pandang positifnya, dan sebaliknya. Dengan melihat segala sesuatu dari sudut pandang positif, bukan hanya batin kita akan tenang dan bahagia, namun kita juga akan lebih banyak melihat peluang.

Jadi sebenarnya benih-benih positif dan negatif itu telah ada di dalam diri kita. Kita tinggal memilih mana yang mau kita latih untuk kita kembangkan. Benih kebaikan yang kita pupuk tersebut akan menghasilkan buah yang manis untuk kita nikmati kemudian. Sebaliknya, benih kejahatan yang kita pupuk akan menghasilkan buah yang pahit dan terpaksa kita makan karena kitalah yang menabur dan memeliharanya. Secara alami, jika kita mengembangkan benih-benih kebajikan, maka benih-benih yang negatif akan berkurang dengan sendirinya.

Perhatian Penuh (Awareness / Mindfulness)
Segala sesuatu di alam semesta ini bersumber dari energi. Dengan mengembangkan perhatian penuh, kita dapat terus meningkatkan energi diri kita, dan kita dapat mengakses keajaiban hidup ini. Ketika kita melatih diri untuk memberikan perhatian penuh pada pernafasan dan pada saat kita berjalan, maka kita membawa pikiran kita kembali menyatu dengan badan fisik kita. Dengan penyatuan dan keselarasan ini, batin kita akan merasakan kebahagiaannya. Jadi, perhatian penuh ini adalah sumber kebahagiaan batin.

Mengembangkan perhatian penuh ini butuh latihan. Kita dapat melatih diri untuk memperhatikan pernafasan kita, keluar dan masuk, pada saat duduk, berjalan, dan sebagainya. Tahap awalnya mungkin dengan meditasi selama beberapa menit sehari. Begitu juga dengan mengembangkan perhatian penuh pada saat kita berjalan, perhatikan langkah-langkah kaki kita, selangkah demi selangkah, pikiran kita sepenuhnya hadir dan fokus pada saat sekarang.

Secara bertahap, kita akan mulai merasakan pernafasan yang enak, langkah-langkah kaki yang enak, dan kebahagiaan batin akan dengan mudah berkembang dengan sendirinya.

Konsentrasi Benar
Konsentrasi benar ini merupakan pengembangan dari perhatian penuh. Butuh konsentrasi agar pikiran kita sepenuhnya berada pada saat sekarang (present moment). Perasaan khawatir dan cemas tentang masa depan akan tetap ada untuk mengambil alih perhatian kita. Namun, kita dapat mengobservasi adanya perasaan-perasaan tersebut dan kemudian menggunakan konsentrasi untuk membalikkan diri kita ke saat sekarang.

Pada saat kita berkonsentrasi, kita mempunyai banyak energi. Dengan tetap hidup pada saat sekarang, kita menjadi selaras dengan alam semesta, membuka pintu menuju keajaiban hidup dan kebahagiaan batin datang kepada diri kita.

Pengertian Benar
Dengan perhatian penuh, mungkin kita akan menyadari adanya ketegangan di dalam tubuh kita dan kita ingin sekali melepaskannya, namun terkadang kita tidak bisa / tidak tahu caranya. Oleh karena itu, kita butuh pengertian benar. Pengertian benar adalah kemampuan untuk melihat apa yang ada dari sudut pandang yang benar, yaitu dapat melihat sesuatu hal tersebut secara keseluruhan. Jika kita mempunyai pengertian benar, kita dapat terbebas dari penderitaan seperti yang bersumber dari iri hati atau kemarahan, dan memperbolehkan kebahagiaan batin di dalam diri kita untuk berkembang.

Contohnya, kita mungkin mengetahui bahwa sesuatu adalah halangan bagi kebahagiaan batin kita, tetapi kita tetap menghabiskan waktu dan energi kita untuk terus menerus menginginkannya, walaupun kita tahu bahwa hal tersebut tidak sepadan dengan kualitas hidup yang telah kita sia-siakan deminya. Kita menjadi seperti ikan yang tertangkap karena memakan umpan pancingan. Jika ikan tersebut mempunyai pengertian yang benar (dapat melihat apa yang ada secara sepenuhnya) yaitu mengetahui bahwa ia nya akan tertangkap ketika memakan umpan tersebut, tentu ikan tersebut tidak akan memakannya.

Komentar

Postingan Populer